Pertumbuhan konsumsi konten Internet Indonesia yang sangat besar menjanjikan peluang yang besar juga. Tren peningkatan konsumsi konten digital ini juga disinyalir terdorong oleh Pandemi COVID-19.
Adanya pembatasan kegiatan membuat orang melakukan berbagai aktivitas secara online, termasuk berbelanja. Hal ini lalu mendorong bisnis banyak melakukan aktivitas pemasaran dengan memanfaatkan peran digital.
Tren peningkatan konsumsi konten media digital juga mendorong bisnis untuk menggunakan strategi digital marketing. Berdasarkan data terbaru dari Global Web Index, orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu sekitar 8,5 jam setiap hari untuk online.
Lebih dari setengahnya dihabiskan di open internet, seperti konten berita online, over the top (OTT) dan streaming musik. Pada praktiknya, OTT merupakan kanal open internet yang paling tinggi pertumbuhannya.
Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya konsumsi konten di Indonesia sekitar 16% sejak kuartal tiga di 2021. Sementara itu, pertumbuhan media sosial hanya tumbuh sekitar 2%.
Menurut The Trade Desk, itu artinya pada 2022 dapat menjadi peluang bagi para pengiklan untuk meningkatkan pertumbuhannya melalui tren digital marketing yang ditawarkan open internet.
MENGENAL OPEN INTERNET DAN TREN DIGITAL DI INDONESIA
BERASAL DARI UNI EROPA (UE)
Open Internet adalah konsep mengenai keterbukaan Internet. Peraturan netralitas Internet ini ditujukan untuk memastikan end user mengakses dan mendistribusikan konten dan layanan yang sah menurut pilihan mereka melalui layanan akses Internet.
Dengan adanya keterbukaan internet maka lalu lintas internet harus diperlakukan tanpa diskriminasi, pemblokiran, pembatasan, atau penentuan prioritas. Adanya open internet memastikan bahwa konten-konten digital dapat dibagikan dengan bertanggung jawab.
Kebebasan internet turut mendorong konsumsi konten digital secara global, termasuk di Indonesia. Konten-konten digital tersebut membuka peluang yang sangat besar bagi strategi digital marketing untuk menjangkau audiens paling potensialnya.
DATA JADI SEMAKIN PENTING
Kondisi pasar sekarang sangat dinamis. Artinya, dapat berubah dalam hitungan detik. Dengan demikian, para pengiklan perlu beralih ke periklanan berbasis data atau pengiklanan terprogram.
Langkah ini mampu memberikan audiensi fleksibilitas untuk mengatur secara penuh dan memanfaatkan setiap data yang tersedia untuk membeli impresi iklan sesuai dengan nilai yang relatif sesuai target bisnis. Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Melalui pemanfaatan data, pengiklan mampu menampilkan atau memberhentikan kampanye secara real-time, menyesuaikan anggaran bahkan mengganti materi kreatif disaat kampanye sedang berjalan.
Periklanan terprogram mampu dapat memastikan hal dasar seperti keberhasilan suatu kampanye dan iklan sampai ke audiensi dengan perangkat yang akurat dan frekuensi paparan yang tepat sasaran.
Seperti yang ditawarkan The Trade Desk, yaitu platform pembelian iklan berbasis artificial intelligence (AI) yang memberikan wawasan di setiap tahap perjalanan digital konsumen.
Misalnya, menganalisis perangkat mana dan ekosistem seperti apa yang menghasilkan konversi terbanyak.
STRATEGI OMNICHANNEL MARKETING
Di tengah perkembangan teknologi digital, konsumen memiliki beragam jenis pilihan dari perangkat dan konten. Baik dari situs web, aplikasi mobile, OTT, dan streaming audio.
Dilansir dari data Global Web Index, lebih dari 30% pengguna internet di Indonesia memiliki lebih dari dua perangkat dan 7% di antaranya bahkan memiliki lima perangkat sekaligus.
Audiensii yang terus berpindah-pindah platform, menuntut pengiklan perlu memberikan lebih banyak cerita unik di open internet.
Misalnya, kampanye yang dilakukan pagi hari menggunakan iklan berbasis audio di radio digital, lalu di siang hari menampilkan iklan di desktop seperti aplikasi mobile dan ditutup dengan iklan berbasis video pada malam hari di kanal OTT.
Perjalanan seperti ini hanya bisa dilakukan di open internet. Oleh karena itu, penggunaan open internet jadi kunci kesuksesan strategi pemasaran di era digital. (ADR)
0 comments:
Posting Komentar